TyyiccClcSK3IvRCDh0sKBc4_Sg roelly87.com

Serial Catatan Harian Ojol

Serial Catatan Harian Ojol
Serial Catatan Harian Ojol

Sabtu, 22 Maret 2025

Lirikan Maut Penjaga Kedai 2

Lirikan Maut Penjaga Kedai 2

Ilustrasi gulai tambusu dan sambal hijau
(Foto: @roelly87)


BUNGKUSAN gw sobek dan membuka kaleng minuman bersoda. Lanjut merogoh saku untuk menyalakan mancis.

"Ayo, lanjut cerita," kata gw.

"Bentar, mas. Gw ngemil dulu," jawabnya sambil ngunyah cemilan rasa cokelat.

Kriuk...

Demikian bunyi wafer itu terdengar nyaring. Buset, udah gede, ngemilnya kayak bocah.

"Menurut lo, apa alasan gw ga makan di kedai bawah kostan gw?" 

"Lha, kaga tahu. Dikira gw cenayang apa?"

Gw memperhatikan sang penumpang yang tampak serius dengan cemilan tersebut. Ini udah bungkus ketiga dengan sampahnya dipisah ditaruh depan sleting tas selempang.

Jangan-jangan doi laper? Aneh sih.

Namun, ya bebas lah. Toh, penumpang udah bayar lebih untuk ongkos perjalanan dan waktu tunggu.

Ibaratnya, lo punya duit, tentu lo punya kuasa. He... He... He...

"Begini ceritanya..." lanjut dia menyeka setiap jemarinya yang lentik dengan tisu basah usai belepotan cokelat.

"Preambul lo kayak tayangan 'Kisah-Kisah Misteri' dulu..."

"Iye bawel ih. Jangan dipotong."

"Siap, tuanku wahai penumpang yang baik hati, murah senyum, tidak sombong,  pandai menabung, dan rajin mengaji..."

"Ha... Ha... Ha..."


*        *        *


CUSTOMER ini cerita, ternyata udah dua tahun lebih tinggal di kostan berlantai lima itu. Menurutnya, meski berderetan dengan ruko, tetap nyaman dihuni.

Doi tinggal di lantai dua. Alias, hanya sekali naik tangga.

Perbulan, Rp 2,5 juta dengan fasilitas wifi, AC, toilet dalam, kasur, lemari, parkir motor, dan standar lainnya. Khusus loundry dan listrik, setiap penghuni isi sendiri.

Di lantai bawah, ada parkiran motor yang tergolong luas. Kalo mobil dititip di depan ruko yang ada security dengan tarif lain lagi.

Sejak pergantian musim, tempat parkir motor itu dirombak. Diberikan sekat untuk kedai yang dikelola menantunya.

Dagangannya lumayan lengkap. Ada nasi, lauk, gorengan, mi rebus, hingga kopi.

"Bahkan, khusus penghuni kostan, bisa ngebon. Asal tiap awal bulan bayar," katanya.

Ya, kostan itu menerapkan deposit bagi setiap penghuni. Nominalnya berbeda-beda, tergantung lokasi yang setara harga per bulan.

Semakin tinggi lantai, kian murah. Deposit sebagai antisipasi jika ada penghuni kost yang nakal.

"Dulu ada yang kabur bawa AC. Terus, juga ada yang ketahuan ga bayar lebih dari tiga bulan," customer itu menambahkan.

"Makanya, sama ibu kost, dikenakan deposit dan bayar sewa kamar di awal masuk. Untuk filter setiap calon penghuni yang kebanyakan pekerja swasta atau mahasiswa."

Menurutnya, pemilik kost -suami dan istri pensiunan bank ternama- sangat baik. Para penghuni sering dikasih oleh-oleh ketika mereka pesiar atau mudik.

Itu mengapa, customer ini betah tinggal lebih dari dua tahun. Selain fasilitas lengkap, juga sikap simpatik sang pemilik jadi nilai lebih.

"Kalo munggah, atau jelang puasa, di depan kamar berjejer ketupat opor bikinan ibu kost. Lebaran juga gitu. Namun, ga banyak mengingat mayoritas penghuni pada mudik," tuturnya.

"Bagi yang puasa, bisa buka bareng mereka yang ga ketinggalan ngajak security. Makanan dan takjil gratis, udah disediakan."

Hanya, momen tersebut tidak bisa dirasakan pada Ramadan tahun ini. Secara, pemilik kost memutuskan pulang ke kampung halamannya di seberang pulau besar.

"Si bapak ingin menikmati hari tua dengan aktivitas di perkebunannya yang luas. Istrinya juga merasa udah cukup puluhan tahun tinggal di ibu kota," ucapnya.

"Terus, yang kelola kostan sekarang anak dan mantunya?"

"Iya. Mereka pun sebenarnya baik seperti ibu dan bapak pemilik kost. Mungkin, sikap ramah ini menurun ya."

"Lantas, alasan lo ga makan lagi di sana?"

"Kan udah gw bilang di awal tadi. Masakan mantunya enak. Menu lengkap dan harga terjangkau. Hanya..." 

Omongannya tertahan. Gw pun menunggu dengan khidmat tanpa menyela.

"Lo doyan pedes," katanya tiba-tiba.

"Yongkru."

"Bisa makan tanpa cabe?"

"Ya, bisa lah. Tapi, emang kalo makan ubi cilembu atau singkong rebus, harus pake sambal?"

"Bukan gitu, Rojali. Ubi dan singkong mah cemilan. Maksud gw, makan berat kayak nasi dan lauk gitu."

"Kalo boleh milih. Analoginya, makan sama orek atau jengkol dikasih sambal dengan bistik paket lengkap tapi cuma diberi saos aja, jelas gw pilih yang pertama," gw menjelaskan.

"Bagi gw, sambal itu wajib ada dalam setiap masakan. Entah itu nasi, mi ayam, bakso, ketupat, bubur, dan semacamnya."

Penumpang itu pun mengangguk.

"Btw, lo ga pegel apa berdiri tegak gitu. Setiap ada motor lewat, harus minggir. Kita kayak mau transaksi ilegal... Ha ha ha!"

"Anjir, iya ya. Ga apalah tanggung. Lagian gw di kantor kerjanya duduk terus melototin pergerakan kurva di layar. Sesekali harus berdiri biar semimbang."

"Terserah. Kalo mau duduk di motor, gantian aja. Gw berdiri."

"Woles aja mas. Lanjutin cerita lo soal sambel."

Ya, saya emang penikmat pedas. Makan kurang afdol tanpa sambal.

Minimal cabe mentah seperti gorengan atau ketoprak yang diulek. Pengecualian jika makan bistik atau piza yang biasanya cocok hanya dengan saus saja.

"Makan tanpa cabe itu kayak lo orang hidup tapi ga punya masalah. Jadi, datar aja," gw menjawab diplomatis.

"Hidup kayak gitu mana enak. Ga ada tantangan."

Customer itu pun mengiyakan. Usai menyeruput minuman kaleng berperisa kopi, doi pun melanjutkan ceritanya.

"Gw setuju sama analogi lo, mas. Makan tanpa sambal atau yang pedas-pedas itu emang kurang nikmat," ujarnya.

"Itu jadi alasan gw ga makan di kedai kostan lagi. Secara, setiap gw beli, sambalnya udah habis terus."

Sebagai karyawan swasta, customer ini biasa pulang sore. Namun, jika dikejar target dari kantornya, tak jarang dia baru sampe kostan jelang pergantian hari.

Maklum, kerja di perusahaan akuntan publik yang masuk Big Seven. Profesi ini membuatnya dikejar target dari kantornya untuk klien, baik swasta maupun pemerintah di berbagai daerah.

Alhasil, sampai kedai, menunya udah banyak yang habis. Memang, dagangnya 24 jam, bergantian dijaga antara menantu pemilik kostan dan saudaranya.

Hanya, kalo malam lebih banyak mi instan dan gorengan. Nasi sih ada, tapi untuk sayur dam lauk pauk kurang lengkap.

"Gw sih ga apa-apa dengan menu seadanya. Maklum, udah malam. Gw bisa beli nasi sama ayam goreng, ikan, atau sayur aja. Masalahnya, sambalnya juga kehabisan," jawabnya.

"Sekali, dua kali, hingga ketiga, gw bisa maklumin setiap diminta sambal selalu kosong. Namun, kalo setiap beli habis ya lama-lama gw males juga.

Bisa sih, pesan dari pagi pas gw berangkat kerja. Secara, si mbaknya juga udah kenal sama gw. Dia baik seperti mertuanya. Hanya, kadang gw ga bisa pastiin pulang kapan. Entah sore, malam, bahkan dini hari. Takutnya, makananya basi. Ini dilema sih."

Gw mengangguk. Mempersilakan sang penumpang untuk melanjutkan cerita.

"Akhirnya, gw memutuskan kalo pulang malam ga beli makanan lagi di kedai. Alias, beli di luar kayak barusan atau pesan online Awalnya biasa aja. Hanya, lama-lama sikap si mbaknya ke gw kok berubah."

Dia melihat ada panggilan masuk di hpnya. Namun, langsung di-reject.

Entah malas nanggapin sosok yang menelepon atau lagi serius cerita. Ibarat pertandingan, apa yang diungkapkan ini memasuki fase final.

Klimaks.

Alhasil, penumpang itu langsung menonaktifkan ponselnya. Pertanda enggan diganggu saat sedang mendongeng.

"Woi, angkat telepon tuh. Siapa tahu penting," komentar gw, terkekeh.

"Ga. Biasa, soal kerjaan. Ini di luar jam kantor."

"Yoi, terserah lo. Ayok lanjut, keburu imsak nih."

"Anjir, baru jam dua kurang euy. Masih lama, imsaknya. Itu aja baru nongol rombongan bocah bersiap bangunin sahur."

"^_^ #$&!!!"


*        *        *


RAMADAN merupakan bulan yang spesial bagi umat muslim. Selain pahala yang berlipat ganda saat melakukan ibadah, juga terkait aktivitas dan tantangan.

Khususnya, di Indonesia, tradisi keliling membangunkan sahur jadi pemandangan yang istimewa. Baik di kota maupun perkampungan.

Kendati zaman kian maju dan sudah ada teknologi bernama alarm yang tersemat di ponsel, tapi banyak masyarakat yang terbantu dengan kumpulan anak muda yang membangunkan sahur. Biasanya, mereka keliling dengan membawa bedug sekitar pukul 02.00 WIB.

Alias, masih ada waktu 2 - 2,5 jam bagi masyarakat, khususnya kaum wanita untuk mempersiapkan santap sahur keluarganya. Mayoritas pembaca blog ini yang besar pada era 1980-an, 1990-an, hingga 2000-an, pasti bangga pernah ikut membangunkan sahur keliling.

"Woi... Lanjutin dongengnya. Udah hampir dua jam nih gw nemenin lo," gw menimpali sang customer yang ceritanya terhenti. 

Untung, dia udah kasih ganti ongkos tunggu yang lumayan gede. Kalo ga mah, mending gw lanjut ngojek.

Secara, bagi ojol itu, uang adalah waktu. Eh, waktu adalah uang, dong!

"Sampe mana tadi?"

"Sampe Jonggol. Ketemu Soni Wakwaw," gw jawab asal. 

Gw sih kuat nemenin doi cerita. Masalahnya, kuping gw berdengung terus dikelilingin nyamuk.

Ya, nyamuknya sih satu doang. Tapi, temennya sekampung, kayak ormas minta jatah THR jelang lebaran.

Asu!

"Oke, gw lanjut ya babang ojol. Jadi, tuh mantu pemilik kost, kalo gw lewat bawa makanan yang dibungkus, lirikannya tajam banget.

Hal sama berlaku kalo gw pesen online. Doi ngeliriknya maut bingit.

Seolah gw kayak pesakitan di depan Yang Mulia Hakim. Padahal, alasan gw beli makan di luar kalo malem itu jelas.

Gw ga bisa makan tanpa sambal. Makanya, beli di luar. Kalo di kedai itu ada sambal juga gw pasti mau."

Mendengar cerita tuh penumpang, bikin gw merasa aneh. Secara, hak setiap orang beli di mana.

Itu si mantu pemilik kost yang cuma dagang, tentu ga berhak ngatur hidup orang. Mau beli makan di kedainya, di luar, atau online, bebas aja.

"Gw ada rencana bulan depan pindah kost ke kawasan Melati. Namun, masih gw pikir-pikir lebih lanjut," kata penumpang dengan lugas.

"Secara, gw udah nyaman di kostan itu. Fasilitas lengkap dan privasi terjamin dengan akses terbatas untuk selain penghuni. 

Hanya, kalo tiap lewat kedainya disinisin terus, lama-lama gw jadi senewen. Udah dikejar target kerjaan, eh malah dapat perlakuan ga enak dari si mbak jaga kedai."

"Lo ga cerita ke mertuanya? Siapa tahu ibu pemilik kost kasih solusi gitu. Misal, nasihati mantunya agar ga ribet. Secara, lo sebagai penghuni kost, punya hak beli makan di mana pun," gw menambahkan.

"Ga lah. Kayaknya gw ga mau libatkan ibu dan bapak pemilik kost. Gw ga mau sampe mertua dan mantu tengkar cuma gara-gara sambal," penumpang menimpali.

"Yaudin, kalo gitu lo sabarin aja. Minimal sampe lebaran. Kalo lo masih disinisin juga, mending pindah," ujar gw pelan-pelan agar ga bikin drama baru.

"Atau kalo lo orangnya cuek, ya hadapin aja. Secara, duit-duit lo untuk beli makanan. Kecuali, lo bayar kost tiap bulan telat, wajar kalo disinisin. Namun, ini kan ga. Lo bayar tepat waktu."

Dia pun mengangguk. Lalu, mengambil ponsel di tas dan menyalakannya.

"Yaudah mas, balik yok. Gw mau siap sahur. Makasih ya udah nemenin."

"Siap. Sami-sami."

"Btw, lo mau liat si mbak itu ngelirik gw ga ntar. Kebetulan, gw bawa bungkusan nasi, hehehe."

"Ogah. Gw mau langsung pulang. Laper."

"Oke, mas. Terima kasih."

"Sip."


*        *        *


- Jakarta, 22 Maret 2025


*        *        *


Artikel Sebelumnya Terkait Customer Ojol

- Lirikan Maut Penjaga Kedai (https://www.roelly87.com/2025/03/lirikan-maut-penjaga-kedai.html)

- Insiden Membokongi Piza (https://www.roelly87.com/2025/01/insiden-membokongi-piza.html)

- Dan Terjadi Lagi... Pelecehan Seksual terhadap Ojol (https://www.roelly87.com/2024/08/dan-terjadi-lagi-pelecehan-seksual.html)

- Tidak Ada Toleransi untuk Perokok (https://www.roelly87.com/2024/05/tidak-ada-toleransi-untuk-perokok.html)

- Penumpang Kecebur Got dan Motor Hampir Mogok: Drama Banjir 22 Maret (https://www.roelly87.com/2024/03/penumpang-kecebur-got-dan-motor-hampir.html)

- Terima Kasih, Orang Baik (3) (https://www.roelly87.com/2024/03/terima-kasih-orang-baik-3.html)

- Tidak Ada Polisi 40%, Ini Alasan Penumpang Enggan Pakai Helm (https://www.roelly87.com/2020/03/tidak-ada-polisi-40-ini-alasan.html)

- Anak Perwira Dijambret di Samping Polda Metro Jaya (https://www.roelly87.com/2024/03/anak-perwira-dijambret-di-samping-polda.html)

- Sisi Lain Konser Coldplay: Mistik, Sedih, Haru, dan Bahagia (https://www.roelly87.com/2023/11/sisi-lain-konser-coldplay-mistik-sedih.html)

- Menara Kadin yang Memanusiakan Manusia (https://www.roelly87.com/2023/11/menara-kadin-yang-memanusiakan-manusia.html)

- Ditolak Ojol: Bertepuk Sebelah Tangan (https://www.roelly87.com/2023/05/ditolak-ojol-bertepuk-sebelah-tangan.html)

- BlackPink di Mata Ojol (https://www.roelly87.com/2023/03/blackpink-di-mata-ojol.html)

- Risiko Ojol Antar Makanan pada Dini Hari (https://www.roelly87.com/2023/02/risiko-ojol-antar-makanan-pada-dini-hari.html)

- Karena Customer adalah Raja (https://www.roelly87.com/2022/01/karena-customer-adalah-raja.html)

- Di Suatu Desa dengan Penumpang Random (https://www.roelly87.com/2021/10/di-suatu-desa-dengan-penumpang-random.html)

- Sebuah Kisah Klasik yang Tak Berujung (https://www.roelly87.com/2021/06/sebuah-kisah-klasik-yang-tak-berujung.html)

- Kompromi dengan Keadaan (https://www.roelly87.com/2021/03/kompromi-dengan-keadaan.html)

- Orderan pada Malam yang Ganjil (https://www.roelly87.com/2020/11/orderan-pada-malam-yang-ganjil.html)





*        *        *


Rabu, 12 Maret 2025

Lirikan Maut Penjaga Kedai

Lirikan Maut Penjaga Kedai

Ilustrasi santapan berbuka
(Foto: @roelly87)


"MAS, minta tolong nanti mampir sebentar ya ke Jalan Mawar. Gw mau beli buat sahur."

"Siap."

"Bentar aja ya mas. Ga lama kok. Ntar gw tambahin deh. Soalnya gw tahu ini di luar aplikasi."

"Aman. Woles aja."

Demikian percakapan saya dengan penumpang di salah satu aplikasi ojek online (ojol) jelang pergantian hari di jantung ibu kota, awal Ramadan lalu. Customer izin untuk belok ke Jalan Mawar yang memang banyak warung nasi.

Baik makanan khas Betawi, Sunda, Padang, Tegal, hingga Manado. Kawasan ini memang setiap harinya hidup 24 jam.

Bahkan, saat Pandemi Covid 19 lalu, area ini jadi tujuan masyarakat untuk beli makanan. Apalagi, saat Ramadan yang memang selalu ramai dengan sorenya dipenuhi pedagang takjil.


*       *       *


"ADA ayam goreng, tepung, atau asam manis. Lo mau nasi sama apa mas?" ujar penumpang menghampiri gw yang lagi ngemil kolak sagu rangi sisa buka tadi. 

Kebetulan, santannya dipisah untuk menghindarkan basi. Jadi aman dikonsumsi hingga larut.

"Ga. Terima kasih. Gw lagi ngemil kolak."

"Maksudnya ni buat sahur mas, bukan sekarang."

"Lah, baru jam 12 kurang. Imsak aja pukul 04.43. Masih lama. Makan jam segini mah ntar laper lagi."

"Maksud gw, Rojali, buat dibungkus. Ini gw beliin nasi sama kentang mustofa, orek, dan bala-bala. Tinggal lauknya belum. Ayamnya mau yang mana."

"Ga usah. Makasih."

"Yee, ini serius. Gw beliin. Gratis."

"Kaga usah. Bentar lagi gw balik. Sahur di rumah. Nyokap gw masak. Kalo lo beliin bakal mubazir ga dimakan."

"Ooh..."

"Yoi. Makasih ya."

"Iya deh. Ini gw buat temen kost aja. Soalnya, udah dibikin ga bisa cancel. Bentar lagi ya, gw bayar dulu ke kasir."

"Aman. Lo makan di tempat juga ga apa-apa. Gw kalo malam nyantai. Orderan ga begitu ramai."

"Ga lah. Gw beli dibungkus. Oke, bentar ya."


*       *       *


SEBAGAI ojol yang bergerak di bidang jasa, tentu wajib memberikan pelayanan terbaik kepada customer. Baik itu saat mengantar penumpang, makanan, dan paket atau barang.

Servis ala hotel bintang lima biasa saya lakukan bersama jutaan ojol lainnya di Tanah Air. Tujuannya, agar customer puas.

Secara, mereka sudah bayar mahal untuk pemesanan via aplikasi ojol. Jadi, kami tidak boleh mengecewakan pelanggan.

Kendati, fakta di lapangan 1+1 belum tentu 2. Bisa saja 3, 11, 111, sampai tak terhingga.

Ya, tergantung interpretasi masing-masing.

Adakalanya, ojol sudah memberikan pelayanan terbaik, tapi customernya bertindak di luar nurul. Misalnya, pada phalguna lalu, ada penumpang yang benar-benar luar biasa dengan jarak antar 3 km dan argo standar.

Namun, customer ini meminta berhenti di tiga titik. Minimarket, ATM, dan Money Changer.

Dua tempat awal, gratis parkir karena saya nunggu di pinggir jalan. Sementara, yang terakhir harus masuk ke komplek hingga kena parkir via uang elektronik.

Hebatnya, usai perjalanan customer itu enteng banget ngeloyor seolah tanpa bersalah. Boro-boro nambahin ongkos yang memang jaraknya bertambah, diminta ganti parkir aja melengos!

Udah muter-muter lebih dari 5 km yang berarti ongkos harusnya bertambah eh kena parkir ga mau ganti pula! Lah, dikira motor itu BBM-nya pake air hujan mungkin! (Selengkapnya: Saya Kerja Cari Uang, Bukan Ingin Dapat Pahala).


*       *       *


CUSTOMER pun mendatangi saya dengan semringah. Di kiri dan kanan tampak membawa bungkusan.

"Maaf, lama mas. Antre bayarnya. Ha ha ha."

"Aman."

"Ini pengganti waktu tunggu mas," ujar pelanggan memberikan selembar hijau. Alias, lebih dikit dari ongkos di aplikasi yang sudah dibayar secara nontunai.

"Kembali berapa?"

"Semua lah buat lo, mas. Ga usah kembali."

"Lha, banyak amat. Ini kebanyakan."

"Ga apa-apa mas. Gw tadi dapat lemburan. Biasa balik jam lima. Jadi, dari kantor dapat lebih."

"Oke, gw ambil ya. Terima kasih."

"Sama-sama mas. Ga usah pake helm ya, kita lewat jalan kampung aja. Kalo puasa gini bisa masuk, ga diportal.

"Bebas," kata saya sambil mengecek google maps untuk edit rute lewat pemukiman sepertinya lebih cepet ketimbang jalan arteri yang harus muter.

"Btw, di kostan lo kan bawahnya ada kedai 24 jam. Kenapa ga beli buat sahur di sana?" gw bertanya kepada customer.

Secara, di kawasan Bodas juga banyak yang jual makanan. Baik saat jelang buka puasa atau sahur.

Termasuk, di kostan customer ini yang berdampingan dengan ruko penjual elektronik. Gw tahu karena beberapa kali ambil orderan dari toko untuk kirim barang.

"Dulu sering mas pas awal-awal mbaknya gantiin mertuanya jaga warung. Tapi, sejak akhir tahun lalu, gw udah males beli di dia lagi," penumpang itu menjelaskan.

Dia mengaku udah dua tahun ngekost di sana. Pemiliknya suami-istri pensiunan bank ternama yang punya rumah di Depok. 

Hanya, sejak Agustus lalu, pasangan itu pulang kampung untuk menikmati masa tua. Rumahnya di Depok pun dijual.

Sementara, kostannya diserahkan ke anak laki yang sehari-hari kerja di proyek. Nah, istri anaknya itu berinisiatif buka kedai kecil-kecilan di bawah kostan berbagi ruang dengan parkiran motor.

"Gw akuin masakannya enak. Khas banget. Bumbunya juga sedap. Selera gw dah pokoknya," tutur sang customer.

"Harganya apalagi, terjangkau semua kalangan. Apalagi, khusus penghuni kostan bisa kasbon. He he he. Hanya..."

Saya mendengarkan dengan khidmat sambil fokus bawa motor melewati beberapa polisi tidur. Tujuannya dibuat seperti itu agar tidak ada yang ngebut atau balapan mengingat kawasan pemukiman ini padat penduduk.

"Yee, udahan ceritanya? Bentar lagi nyampe cuy. Ati-ati kaki lo, kesenggol motor ," gw mengingatkan penumpang untuk merapatkan kedua kakinya.

Maklum, kami lewat gang sempit yang konon sinar matahari pun tidak bisa masuk. Apalagi, di kanan dan kiri terdapat motor yang parkir dengan rapat hingga rawan kesenggol pengendara lewat.

"Aman mas. Pelan-pelan aja. Ini gw belom selesai dongengnya."

"Lah, dikira gw bocah. Pake bilang didongeng segala," gw menjawab sambil ketawa.

"Ha... Ha... Ha... Bentar lagi. Ini gw lanjut cerita biar lo ga penasaran."

"Ebuset, gw kaga pernah penasaran hal gituan. Bagi gw mah, yang penting duit, duit, dan duit. Abis nurunin lo, ntar gw masih keliling sampe jelang sahur."

"Sue, lo mas. Matre banget."

"Lah, jadi manusia mah emang harus matre. Semua butuh duit. Emang lo kalo bawa motor parkir di minimarket ga bayar? Terus, lo ke toilet di SPBU ga ada penjaganya? Lo naik ojol juga kan pake duit. Ga ada yang gratis, cuy."

"Ha... Ha... Ha... Asem lo mas, bisa aja," sergah penumpang tertawa sambil menepuk pundak.

"Yaudin, ini gw tambahin ongkosnya. Itung-itung lo dengerin cerita gw sampe tamat," lanjutnya dengan menyodorkan selembar biru.

Seketika, di otak gw terdapat putaran uang. Ongkos di aplikasi non tunai, bersihnya hampir dua lembaran ungu.

Nungguin doi beli santap sahur dikasih yang hijau. Sekarang, ditawarin selembar biru.

Kalo ditotal, mendekati kertas yang merah. Banyak juga, euy.

Mata gw pun berbinar merekonstruksi besarnya pendapatan ojol dari satu penumpang doang. Hanya, gw tersadar dan langsung mencium sesuatu yang...

"Eh, penumpang yang baik, ga semua bisa dinilai dengan uang. Bukan gitu caranya," kata gw menolak sambil rem mendadak.

Kaget akibat ada polisi tidur yang tinggi tapi ga dicat putih. Duh, bahaya ini kalo malam-malam ujan, bisa bikin celaka pengendara yang lewat.

Berdasarkan berita, banyak kecelakaan terjadi akibat polisi tidur. Bahkan, sempat viral di Jalan Danau Sunter Selatan hingga akhirnya dibongkar.

Kadang, masyarakat kita dan pejabatnya suka bikin yang aneh-aneh. Giliran ntar terjadi insiden hingga viral, baru diberesin.

"Sembarangan amat sih yang bikin polisi tidur. Untung lo liat mas, kalo ga bisa kejungkal kita," sang penumpang, menimpali.

"Depan ada warung, bentar gw turun dulu ya. Btw, gw tahu caranya bikin tawaran yang ga bisa ditolak orang," lanjutnya lagi tanpa menaruh helm langsung masuk ke warung sembako.

Gw mengangguk. Menepikan motor ke paling pinggir agar kendaraan lain bisa lewat.

"Ini mah pasti beliin ***. Ga mungkin lain," kata gw dalam hati memprediksi. 

Ini mirip taktik ala Don Vito Corleone atau versi Zhuge Liang saat dikerjai Liu Qi. Aneh tapi seru!

Ga lama, customer itu pun tiba. Sambil cengengesan membawa plastik hitam.

"Ini sebungkus *** sama minuman kaleng buat lo. Udah dibeli, ga bisa dibalikin ke yang jual. Ayo, dengerin gw cerita sampe finish ya," katanya menyodorkan.

Gw pun mendorong motor. Membuka bungkusan yang beraroma khas itu.

Bersambung*** 


*        *        *


- Jakarta, 12 Maret 2025


*        *        *


Artikel Sebelumnya Terkait Customer Ojol


- Insiden Membokongi Piza (https://www.roelly87.com/2025/01/insiden-membokongi-piza.html)



- Dan Terjadi Lagi... Pelecehan Seksual terhadap Ojol (https://www.roelly87.com/2024/08/dan-terjadi-lagi-pelecehan-seksual.html)



- Tidak Ada Toleransi untuk Perokok (https://www.roelly87.com/2024/05/tidak-ada-toleransi-untuk-perokok.html)



- Penumpang Kecebur Got dan Motor Hampir Mogok: Drama Banjir 22 Maret (https://www.roelly87.com/2024/03/penumpang-kecebur-got-dan-motor-hampir.html)



- Terima Kasih, Orang Baik (3) (https://www.roelly87.com/2024/03/terima-kasih-orang-baik-3.html)



- Tidak Ada Polisi 40%, Ini Alasan Penumpang Enggan Pakai Helm (https://www.roelly87.com/2020/03/tidak-ada-polisi-40-ini-alasan.html)



- Anak Perwira Dijambret di Samping Polda Metro Jaya (https://www.roelly87.com/2024/03/anak-perwira-dijambret-di-samping-polda.html)



- Sisi Lain Konser Coldplay: Mistik, Sedih, Haru, dan Bahagia (https://www.roelly87.com/2023/11/sisi-lain-konser-coldplay-mistik-sedih.html)



- Menara Kadin yang Memanusiakan Manusia (https://www.roelly87.com/2023/11/menara-kadin-yang-memanusiakan-manusia.html)



- Ditolak Ojol: Bertepuk Sebelah Tangan (https://www.roelly87.com/2023/05/ditolak-ojol-bertepuk-sebelah-tangan.html)



- BlackPink di Mata Ojol (https://www.roelly87.com/2023/03/blackpink-di-mata-ojol.html)



- Risiko Ojol Antar Makanan pada Dini Hari (https://www.roelly87.com/2023/02/risiko-ojol-antar-makanan-pada-dini-hari.html)



- Karena Customer adalah Raja (https://www.roelly87.com/2022/01/karena-customer-adalah-raja.html)



- Di Suatu Desa dengan Penumpang Random (https://www.roelly87.com/2021/10/di-suatu-desa-dengan-penumpang-random.html)



- Sebuah Kisah Klasik yang Tak Berujung (https://www.roelly87.com/2021/06/sebuah-kisah-klasik-yang-tak-berujung.html)



- Kompromi dengan Keadaan (https://www.roelly87.com/2021/03/kompromi-dengan-keadaan.html)



- Orderan pada Malam yang Ganjil (https://www.roelly87.com/2020/11/orderan-pada-malam-yang-ganjil.html)





*        *        *


Kamis, 06 Maret 2025

John Cena Jual Jiwanya kepada The Rock, Sinetron ala WWE Menuju Klimaks

John Cena Jual Jiwanya kepada The Rock, Sinetron ala WWE Menuju Klimaks

John Cena memeluk Cody Rhodes sebelum
mengiyakan ajakan The Rock
(Foto: wwe.com)


ELIMINATION Chamber 2025 berakhir dengan sangat klimaks, Sabtu (1/3) atau Minggu pagi WIB. Hasil pertandingan event Pay Per View (PPV) ketiga WWE tahun ini benar-benar di luar ekspekstasi.

Bukan soal kemenangan John Cena dalam Men's Elimination Chamber match yang sudah lewat beberapa hari itu. Alias menampilkan enam pegulat pria di atas ring. 

Selain Cena, ada Drew McIntyre, Damian Priest, Logan Paul, Seth "Freakin" Rollins, dan CM Punk. 

Eits, mari kita kesampingkan soal pertandingan tersebut. Meski, awalnya saya ngarep banget CM Punk yang menang.

Maklum, yang berdiri paling akhir dalam Elimination Chamber 2025 berhak menantang Cody Rhodes di WrestleMania 41. Alias, siap memperebutkan Undisputed WWE Championship. 

-Satu slot lagi di WM41 antara pemenang Royal Rumble 2025, Jey Uso, versus petahana World Heavyweight Championship, Ghunter, untuk memperebutkan gelar tersebut (Selengkapnya: https://www.roelly87.com/2025/02/royal-rumble-2025-antiklimaks-jey-uso.html)-

Gelar prestisius yang sudah digenggam Cody sejak WrestleMania 40 pada 7 April 2024. 

Selain CM Punk, ada Logan dan Seth yang turut saya jagokan. Namun, ketiganya kandas.

Btw, saya sama sekali ga menjagokan Cena untuk menang di Elimination Chamber 2025. Sebab, pria asal West Newbury, Massachusetts, itu sudah menyatakan akan pensiun sebagai pegulat profesional pada tahun ini. 

Seperti artikel saya sebelumnya (https://www.roelly87.com/2024/07/john-cena-pensiun-akhir-wwe-ruthless.html), Cena menyatakan WrestleMania 2025 bakal jadi penampilan terakhirnya di event paling prestisius WWE itu. Kendati, meski pensiun 2025, ada kemungkinan pegulat 47 tahun ini bakal sesekali tampil hingga Desember.

Mengikuti jejak The Undertaker, Steve Austin Stone Cold, dan The Rock. Btw, saya mencium bau amis pada nama terakhir.

Ya, sosok berjulukan "The Final Boss" yang pekan sebelumnya di event SmackDown menginginkan jiwa Cody. Namun, tawaran The Rock ternyata ditolak mentah-mentah oleh "The American Nightmare".

Itu terjadi saat Cody memberikan selamat kepada Cena usai pertandingan Elimination Chamber. Awalnya tampak normal.

Hingga, semua terjadi begitu saja. Kendati, Cody sukses mengungkapkan kata-kata mutiara kepada The Rock. Ajaibnya, kalimat puitis nan indah itu ga disensor. Baik saat streaming atau pada sosmed WWE.

"Hey Rock, Go F*** Yourself!"

Taraaaaaaaa...!

Nah, plot twist pun berlaku. Cody dibantai tanpa ampun... Oleh Cena!

Ternyata, justru Cena yang bersedia "menjual jiwanya" kepada The Rock.

Pecahlah seisi Rogers Centre, Toronto, Kanada, yang dipadati 38 ribu penonton. Juga jutaan penggemar gulat hiburan yang menyimak Elimination Chamber 2025 lewat berbagai platform streaming.

Termasuk, saya yang ga menyangka event kelas dua WWE ini  ternyata lebih baik ketimbang Royal Rumble 2025 (Selengkapnya: https://www.roelly87.com/2025/02/royal-rumble-2025-antiklimaks-jey-uso.html).

Sebagai penggemar gulat hiburan sejak pertengahan 1990-an ketika WWE dan WCW bersaing, tentu saya ga asing dengan Cena. Sosoknya dikenal sebagai babyface.

Alias, protagonis yang juga bisa dibilang karakter baik. Bedakan dengan turn heel yang diibaratkan antagonis atau "penjahat".

Ada lagi tweener, digolongkan netral. Kadang bisa jadi sosok yang baik, adakalanya bengis (Kalo di Marvel, ada Loki yang bisa jadi dewa, villain, hingga penguasa semesta).

Ya, ketiga karakter itu sudah ada di WWE -Untuk WCW, TNT, dan AEW saya jarang ikutin- sejak kali pertama saya saksikan. Baik di tv atau media cetak. 

Dulu, pertengahan 1990-an saya belum kenal internet karena masih bocah. Jadi, bacaannya ya Majalah Bobo dan Tabloid Fantasi yang kerap mengulas gulat hiburan. 

Saya masih punya Tabloid Fantasi yang halaman depannya terdapat The Rock, Stone Cold, Kane, Mankind, dan lain-lain.

Beranjak remaja ada Majalah Hai, Aneka, Gadis, Kawanku, dan sebagainya. Lewat Hai juga, saya tahu bahwa Chris Jericho -saat ini di AEW usai pindah dari WWE sejak 2019- selain jadi pegulat juga sukses sebagai pentolan band heavymetal, Fozzy.

Sebagai gambaran, untuk tiga karakter WWE dari berbagai era dalam ingatan saya:


Akhir 1990-an (Attitude Era)

Face: Stone Cold, The Rock

Heel: Vince McMahon, Triple H

Tweener: Undertaker


Dekade 2000-an (Ruthless Agression-PG)

Face: John Cena

Heel: Kane, Edge

Tweener: Eddie Guerrero


Dekade 2010-an (PG-Reality-New Era)

Face: Rey Mysterio, Daniel Bryan

Heel: Brock Lesnar, Randy Orton,

Tweener: Batista


Sejak Covid 19

Face: Cody Rhodes

Heel: Roman Reigns

Tweener: CM Punk



*        *        *


KENAPA Cena rela "menjual jiwanya" kepada The Rock? 

Secara, keduanya memiliki nama besar. Sama-sama menggendong WWE. 

The Rock pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an alias masih Attitude Era. Dilanjutkan Cena sejak Ruthless Agression.

Btw, maksud menjual jiwa ini bukan terkait "Satanisme" atau aliran sesat lainnya. Melainkan, murni keinginan The Rock sebagai salah satu dewan direksi TKO. 

Yaitu, induk perusahaan yang menaungi WWE dan UFC. Ini bagian dari drama.

Ya, The Rock punya privilege di atas Triple H selaku Chief Content Officer hingga Nick Khan (Presiden WWE).

Yuppiii, The Rock sebagai "orang dalem" mah bebas euy! Termasuk dalam mengubah storyline di WWE, baik brand RAW, SmackDown, NXT, serta berbagai event PPV.

Btw, WWE sebagai industri gulat hiburan memang settingan ya. Serius.

Layaknya kita nonton sinetron, telenovela, drakor, dan sebagainya. Seperti saya ulas di atas, WWE sudah menyiapkan siapa pegulat yang berperan sebagai babyface, heel, dan tweener.

Termasuk, untuk mengetahui pemenang pertandingan. Misal, Royal Rumble dan Elimination Chamber. 

Ada script-nya!

Hanya, untuk gelutnya tentu beneran. Bantingan pun nyata kendati matrasnya sangat empuk tapi tetap kerasa sakit. 

Apalagi, jika melakukannya via alat bantu seperti kursi, meja, tangga, martil, hinggs tong sampah. Kalo kena muka, badan, tangan, dan kaki, itu sakit hingga berdarah yang betulan.

Bahkan, tak jarang "settingan" di WWE menimbulkan korban jiwa. Fakta itu dialami Owen Hart yang tewas akibat terjatuh dari ketinggian pada 23 Mei 1999 di Kemper Arena, Kansas City, dalam PPV Over the Edge.

Jangan lupakan Chris Benoit yang bunuh diri pada 2007 silam dengan mengajak anak dan istrinya. Insiden tragis itu yang membuat namanya "dihilangkan" WWE dalam daftar resmi atau tayangan official di media sosial.



*        *        *


CENA akan mengalahkan Cody pada WrestleMania 41 yang berlangsung di Allegiant Stadium, Nevada, 19-20 April mendatang. Sekaligus menambah gelar WWE Champions jadi 14.

Demikian prediksi saya terkait masa depan pemeran Jakob Toretto dalam F9 dan Fast X tersebut jelang pensiun sebagai pegulat. Ya, ini sekadar utak-atik saja mengingat WWE memang sangat seru untuk diprediksi. 

Apalagi, sekelas WrestleMania yang merupakan event akbar dalam dunia olahraga bersanding dengan Superbowl dan World Cup!

Kemungkinan, Cena yang menjual jiwanya kepada The Rock hingga jadi heel -kali pertama sejak 2003- bertahan hingga Summerslam pada 2-3 Agustus mendatang.

Saat itu, giliran Cody yang menang. Sekaligus, menyadarkan Cena untuk kembali jadi face yang dicintai para penggemar gulat dunia, terutama bocah.

Happy ending?

Untuk Cody dan Cena, iya. 

Cody kembali jadi nomor satu sekaligus wajah perusahaan dalam beberapa waktu ke depan. Sementara, Cena akan menikmati periode jelang pensiunnya sebagai pegulat yang paling dihormati fan.

Namun, The Rock? Jelas ga.

Ya, sebagai "sinetron", tentu WWE melihat berbagai potensi untuk membuat saga ini tetap ramai. Bahkan, eskalasinya meningkat menuju klimaks pada Survivor Series bakal digelar November.

Btw, ada 5 event akbar/PPV di WWE setiap tahunnya. Dari skala terbesar adalah WrestleMania, SummerSlam, Royal Rumble, Survivor Series, dan Money In The Bank.

Nah, pada Survivor Series nanti, The Rock -prediksi saya- akan membentuk faksi The Corporation. Ini mirip yang dilakukan Vince McMahon pada akhir 1990-an ketika mengumpulkan berbagai pegulat untuk meladeni Stone Cold Steve Austin dan... The Rock!

Gokil sih kalo ini beneran terjadi. Ga sabar nunggu Survivor Series: WarGames, dalam  delapan bulan ke depan!

Sebagai pihak yang diintimidasi, Cody tentu akan merekrut beberapa kawan:

- Cena? Jelas. 

- CM Punk? Punya riwayat feud dengan The Rock pada 2012-an

- Roman Reigns? Meski memiliki kekerabatan sesama Samoa dengan The Rock, tapi ada kemungkinan bakal membelot ke kubu Cody.

- Sami Zayn: Memiliki hubungan baik dengan Cody dan Roman.

- Satu lagi? Kalo ga Seth Rollins, Randy Orton, Rey Mysterio, atau Kevin Owens. Ya, tebak-tebakan aja.

Apa pun itu hasilnya, "sinetron settingan ala WWE" selalu sukses memikat para penggemar.

Cody merupakan idola fan saat ini.

Cena lebih dari 20 tahun jadi wajah WWE.

The Rock yang meski part time karena kesibukannya di Hollywood tetap jadi legenda di hati fan. Baik sebagai face maupun heel.



*        *        *


EPILOG terkait hasil Elimination Chamber 2025 yang jadi ajang pemanasan jelang WrestleMania 41.

Saya ingat pada WM tahun lalu, ada The Undertaker yang melakukan chokeslam terhadap The Rock saat membela Cody. Ketika itu, suasana sangat gempar.

Ya, finishes the story Cody yang meraih WWE Champions usai mengalahkan Roman, The Rock, dan Bloodline, jadi salah satu event gulat hiburan paling akbar.

Saat itu, selain Undertaker, ada Cena dan Seth yang membantu Cody. Sumpah, merinding kali!

Banyak legenda kumpul di atas ring...

Nah, bagaimana dengan WrestleMania 41? 

Khususnya yang datang melawan The Rock adalah sang antitesis?

Siapakah sosok itu?


Vince McMahon? 

No! Doi udah melepas saham kepemilikan di WWE dan kini lagi menyelesaikan permasalahan hukum terkait skandalnya.


Brock Lesnar?

Menarik. Namun, mengikuti jejak Vince terkait skandal hingga sulit kembali ke WWE dalam waktu dekat.


Goldberg?

Jauh! Ga ada storyline dari WWE untuk opa satu ini.


Lalu, siapa?

...Prang! Tiba-tiba bunyi kaca pecah ditandai kehadiran logo tengkorak di layar raksasa yang berada di sekeliling ring.

Seketika, puluhan massa di Allegiant Stadium yang mampu menampung 63 ribu penonton pun bergemuruh. 

Ratusan juta penggemar gulat di seluruh dunia yang menyaksikan secara streaming ikut berjingkrak.

Ya, siapa lagi kalo bukan Stone Cold Steve Austin yang hadir!

-Sohib sekaligus rival utama The Rock pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Keduanya, sukses menghancurkan hagemoni WCW hingga akhirnya dibeli WWE.-

The Rock yang mencoba menghalau langsung melakukan the People's Elbow kepada The Texas Rattlesnake. Namun, Stone Cold mampu mengelak.

Sebaliknya, jawara enam kali WWE ini secara spontan menggunakan gerakan pamungkasnya: Stunner!

The Rock pun terjengkang. Selling yang hebat dari aktor papan atas Hollywood ini membuat penonton berdecak.

Stone Cold pun seperti biasa mengacungkan jari tengah -kalo ga disensor- di hadapan The Rock yang tertatih. 

Alhasil, The Rock bersama kawan-kawannya sipat kuping dari ring meninggalkan Cody yang merayakan gelar bersama Stone Cold.

Ah... Impian yang terlalu sempurna di WrestleMania 41!



*        *        *


- Jakarta, 5 Maret 2025


*        *        *


Artikel Sebelumnya:


- Royal Rumble 2025 Antiklimaks, Jey Uso Mau Dibawa Kemana? (https://www.roelly87.com/2025/02/royal-rumble-2025-antiklimaks-jey-uso.html)


- John Cena Pensiun, Akhir WWE Ruthless Aggression Era? (https://www.roelly87.com/2024/07/john-cena-pensiun-akhir-wwe-ruthless.html)


- Edge Gabung AEW, Reuni Lagi dengan Christian dan Hardy Boyz (https://www.roelly87.com/2023/10/edge-gabung-aew-reuni-lagi-dengan.html)



Sabtu, 01 Maret 2025

SATU Indonesia Awards 2025 dan Misi Memanusiakan Manusia

SATU Indonesia Awards 2025 dan Misi Memanusiakan Manusia

Detik-detik kick off SATU Indonesia Awards
2025 di Menara Astra
(Foto: @roelly87)



SEMANGAT Astra Untuk (SATU) Indonesia Awards 2025 sudah ketuk palu. Penghargaan bertema “Satukan Gerak, Terus Berdampak” ini merupakan edisi ke-16 yang diselenggarakan PT. Astra International Tbk.

Kick off SATU Indonesia Awards 2025 berlangsung di Menara Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, kemarin, Jumat (28/2). Sebagai bloger, tentu saya tertarik untuk menghadiri acara penghargaan untuk generasi muda tersebut.

Kebetulan, lokasinya di jantung ibu kota yang gampang dkakses saya yang berprofesi ojek online (ojol). Jadi, disela-sela mencari nafkah, saya pun turut ke Catur Dharma Hall yang berlokasi di lantai 5 gedung ikonik di kawasan Tanah Abang tersebut.

Bergabung dengan puluhan jurnalis, content creator, dan rekan-rekan bloger. Ya, saya memang ga asing dengan SATU Indonesia Awards karena sudah beberapa kali menghadirinya.

Misal, pada edisi ketujuh pada 2016 lalu (Selengkapnya: https://www.roelly87.com/2016/10/satu-indonesia-awards-2016.html dan https://www.roelly87.com/2017/03/satu-indonesia-awards-2017.html).

Untuk pemenang SATU Indonesia Awards 2016, Ridwan Nojeng asal Jeneponto, Sulawesi Selatan, yang dijuluki Pahlawan Lembah Hijau Rumbia, bisa disimak di https://www.roelly87.com/2016/12/di-balik-julukan-pahlawan-lembah-hijau.html.



*        *        *


SEBAGAI blogger dan bagian dari masyarakat umum, tentu saya kerap bertanya dalam hati. Kenapa sih, perusahaan sebesar Astra rela mengucurkan dana yang lumayan besar untuk menggelar kompetisi seperti SATU Indonesia Awards 2025?

Maklum, setiap pemenang, berhak mendapat dana bantuan Rp 65 juta dari Astra. Nominal tersebut jelas tidak sedikit.

Enam puluh lima jeti, euy!

-Kalo buat beli takjil sore di Bendhil, udah diborong semua satu pasar :)-

Dikali beberapa bidang atau kegiatan yang didaftarkan. Itu meliputi Pendidikan, Seni & Budaya, Lingkungan, Kewirausahaan, UMKM, Kesehatan, Teknologi Tepat Guna/Pemanfaatan Teknologi.

Bahkan, pemenang SATU Indonesia Awards 2025 ini berhak mendapatkan pembinaan kegiatan serta kesempatan untuk berkolaborasi bersama di Kampung Berseri Astra (KBA) atau Desa Sejahtera Astra (DSA).

Ya, KBA dan DSA merupakan program sosial Astra untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat langsung. Sementara, terkait bantuan lainnya, ada sembilan yayasan, termasuk YDBA, yang beberapa kali saya tulis di blog ini. (Selengkapnya: 

- https://www.roelly87.com/2025/02/inacraft-2025-dan-eksposur-kerajinan.html

 - https://www.roelly87.com/2024/10/trade-expo-indonesia-2024-dan-momentum.html

- https://www.roelly87.com/2024/09/astra-ydba-umkm-dan-kontribusi-untuk.html)

Btw, balik ke pertanyaan di atas. Apa yang mendasari konsistensi Astra untuk terus menggelar SATU Indonesia Awards secara konsisten sejak 2010?

Termasuk, ketika pandemi Covid 19 melanda Tanah Air. Astra tetap menggelar penghargaan untuk anak muda yang berbakti di penjuru nusantara.

Bisa dipahami mengingat perusahaan di Tanah Air yang konsisten menggelar penghargaan untuk generask muda ini bisa dihitung jari. Astra, sedikit di antaranya.

Pertanyaan saya itu dijawab Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah. Menurutnya, SATU Indonesia Awards termasuk dari berbagai program dari perusahaannya untuk berkontribusi terhadap negeri.

“Kami percaya bahwa generasi muda adalah pendorong utama perubahan yang sangat diperlukan dalam masyarakat kita. Dengan tema 'Satukan Gerak, Terus Berdampak' pada SATU Indonesia Awards tahun ini, Astra berkomitmen untuk memberi dukungan kepada anak-anak muda yang berani berinovasi dan berkontribusi dalam berbagai sektor kehidupan," kata Riza.

Menurutnya, Astra sebagai salah satu grup usaha terbesar di Indonesia itu, ingin menciptakan ruang bagi setiap individu untuk dapat saling menginspirasi dan berkolaborasi, dan menyatukan langkah demi mencapai dampak yang lebih besar.

Ya, dengan semangat gotong royong seluruh elemen bisa mewujudkan harapan dan meletakkan fondasi bagi masa depan yang lebih baik bagi bangsa untuk hari ini dan masa depan Indonesia.

Sebagai pribadi yang kritis, saya sependapat dengan pernyataan tersebut. Secara, setiap perusahaan yang meraup penghasilan di negeri ini, tentu wajib berkontribusi kepada masyarakat.

Selain membuka peluang kerja, juga terkait kejelian melihat potensi individu atau kelompok yang sedang berusaha demi bermanfaat di berbagai bidang untuk kemaslahatan masyarakat. Khususnya, generasi muda yang dalam beberapa waktu ke depan bakal jadi tulang punggung kesuksesan negeri ini.

Itu mengapa, Astra, seperti diungkapkan Riza, bakal menjaring generasi muda yang telah memberi manfaat untuk lingkungan sekitarnya di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi yang tersebar di seluruh Tanah Air melalui SATU Indonesia Awards 2025. Program ini dimulai sejak kick off, kemarin, hingga 28 Juli mendatang.

Jika Anda, baik individu maupun kelompok ingin ikut serta bisa daftar di https://satuindonesiaawards.astra.co.id.



*        *        *



"HARUS orisinal. Jadilah diri sendiri," ujar Irfan Yuta Pratama, penerima SATU Indonesia Awards 2024, disela-sela diskusi. 

"Ini tips dan trik dari saya buat yang daftar. Kita harus fokus pada program yang dimiliki. Ga usah terpengaruh dengan orang lain."

Pria kelahiran Jakarta Selatan itu mengakui untuk bisa menang SATU Indonesia Awards memang tidak mudah. Namun, Irfan menilai, justru ini jadi tantangan mengingat yang daftar tahun lalu saja mencapai 16 ribu.

Untuk tahun ini, jumlahnya tentu meningkat.

"Saat berhasil meraihnya (SATU Indonesia Awards 2024), saya mendapat benefit yang sangat besar. Yaitu, ekosistem dari Astra Grup untuk perkembangan program yang saya lakukan," Irfan, menambahkan.

Tahun lalu, dirinya terpilih berkat navigator jaringan jarak jauh. Sejatinya, program ini sudah diluncurkan Irfan sejak 2016 melalui rintisan Awanio yang berfokus untuk mendukung aktivitas kliennya terkait hosting aplikasi dan data.

Berkat mengikuti SATU Indonesia Awards 2024 hingga juara, sukses meningkatkan kredibilitas Awanio. Sekaligus, bisa berkontribusi langsung pada masyarakat luas.

"Kami mendapat kepercayaan yang tinggi dari klien dan partner distributor. Ini dampak positif yang kami rasakan usai berkompetisi di SATU Indonesia Awards tahun lalu," Irfan, mengungkapkan.

Dalam diskusi di panggung itu juga ada Head of Brand Communications Astra Yudha Prasetya dan Dian Sastrowardoyo, aktris yang dipercaya sebagai juri SATU Indonesia Awards 2025.

Pemeran Cinta dalam dwilogi "Ada Apa dengan Cinta?" ini berharap partisipasi pendaftar, khususnya generasi muda untuk SATU Indonesia Awards 2025 bisa berdampak luas kepada masyarakat.

"Saya sudah enam tahun jadi juri di SATU Indonesia Awards ini. Selalu kagum atas kontribusi anak-anak muda di penjuru Tanah Air yang jadi peserta dan pada berlomba-lomba untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat," tutur Dian.

"Itu meliputi bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. Saya selalu percaya, sekecil apa pun kontribusi kita akan menambah warna kepada masyarakat. Jangan lupa, perjalanan 1.000 km, dimulai dari langkah kecil," model video klip Sayap-Sayap Patah ini menambahkan.

Yup, dalam SATU Indonesia Awards 2025 ini ada lima kategori. Ini menarik untuk dipilih salah satunya yang berkelindan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Kalo saya sih, sejak 2016 silam tertarik pada bidang lingkungan. Secara, berkaitan dengan misi saya untuk memanusiakan manusia.

Mungkin, jika waktu cukup akan ikut pada SATU Indonesia Awards 2025 ini. Hanya, jika masih terkendala satu dan hal lainnya, kemungkinan dalam beberapa edisi ke depan.

Btw, tahun lalu, pemenang kategori Bidang Lingkungan, Kevin Gani dari Surabaya. Programnya mengumpulkan makanan surplus dari restoran dan hotel yang masih layak konsumsi untuk didistribusikan kepada masyarakat kurang mampu ini sangat menarik untuk saya amati.

Tentu, dengan skala yang berbeda. Juga terkait faktor di lapangan.

Ya, akhir kata SATU Indonesia Awards 2025 sudah dibuka. Silakan jika Anda ingin mengikutinya untuk berkontribusi positif kepada masyarakat luas.



*        *        *


- Jakarta, 1 Maret 2024



*        *        *

Artikel Terkait


========== Tag: ASTRA ==========



- Bukan Bundaran HI, harusnya Monumen Selamat Datang (https://www.roelly87.com/2025/01/bukan-bundaran-hi-harusnya-monumen.html)


- Sensasi Naik Gondola Night Bliss (https://www.roelly87.com/2025/02/sensasi-naik-gondola-night-bliss.html)


- Bukber Blogger Perdana sejak Pandemi (https://www.roelly87.com/2023/04/bukber-blogger-perdana-sejak-pandemi.html)


- Ada AstraPay di Balik Solusi Pembayaran Digital yang Terpercaya (https://www.roelly87.com/2021/09/ada-astrapay-di-balik-solusi-pembayaran.html)


- Pengalaman Perdana Ikut Bukber Astra (https://www.roelly87.com/2017/06/pengalaman-perdana-ikut-bukber-astra.html)


- Astra Berusia 60 Tahun, Selanjutnya? (https://www.roelly87.com/2016/08/astra-berusia-60-tahun-selanjutnya.html)


- Peringati HUT ke-60, Astra Kembali Selenggarakan SATU Indonesia Awards 2017 (https://www.roelly87.com/2017/03/satu-indonesia-awards-2017.html)


- Yuk, Berkunjung ke Museum Astra (https://www.roelly87.com/2016/11/yuk-berkunjung-ke-museum-astra.html)


- Astra Umumkan Tujuh Penerima SATU Indonesia Awards 2016 (https://www.roelly87.com/2016/10/satu-indonesia-awards-2016.html)


- Apresiasi Astra untuk Guru dan Sekolah di Tanah Air pada Hari Guru Nasional (https://www.roelly87.com/2016/11/apresiasi-astra-untuk-guru-dan-sekolah.html)


- Memetik Inspirasi Bersama Astra (https://www.roelly87.com/2016/12/memetik-inspirasi-bersama-astra.html)


- Sensasi Menanam Gaharu Bersama Astra di Bukit Kasur Cianjur (https://www.roelly87.com/2016/12/sensasi-menanam-gaharu-bersama-astra-di.html)


- (Esai Foto) Petualangan Akhir Tahun Bersama Astra (https://www.roelly87.com/2016/12/petualangan-akhir-tahun-bersama-astra.html)


- Ini Alasan Astra Sediakan 4 Mobil untuk Hadiah Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra 2017 (https://www.roelly87.com/2017/08/Lomba-Foto-Astra-dan-Anugerah-Pewarta-Astra-2017.html)


- Di Balik Julukan Pahlawan Lembah Hijau Rumbia (https://www.roelly87.com/2016/12/di-balik-julukan-pahlawan-lembah-hijau.html)


- Astra Sponsori Asian Games 2018 (https://www.roelly87.com/2017/12/astra-sponsori-asian-games-2018.html)


- Yuk, Proteksi Diri dan Keluarga Bersama happyOne.id (https://www.roelly87.com/2018/10/yuk-proteksi-diri-dan-keluarga-bersama.html)




========== Tag: YDBA ==========


- Inacraft 2025 dan Eksposur Kerajinan Tangan Khas Tanah Air (https://www.roelly87.com/2025/02/inacraft-2025-dan-eksposur-kerajinan.html)


- Trade Expo Indonesia 2024 dan Momentum UMKM untuk Perluas Pasar ke Luar Negeri (https://www.roelly87.com/2024/10/trade-expo-indonesia-2024-dan-momentum.html)


- Astra, YDBA, UMKM, dan Kontribusi untuk Negeri (https://www.roelly87.com/2024/09/astra-ydba-umkm-dan-kontribusi-untuk.html)


- YDBA Selenggarakan Konvensi QCC UKM Edisi Ketiga (https://www.roelly87.com/2018/09/konvensi-qcc-ukm-mitra-ydba-2018.html)


- YDBA Siap Libatkan UKM untuk Sukseskan Asian Games 2018 (https://www.roelly87.com/2017/12/ydba-ukm-asian-games-2018.html)


- Berangkatkan 22 UMKM ke Jepang, YDBA Lanjutkan Beri Kail Bukan Ikan (https://www.roelly87.com/2017/09/berangkatkan-22-umkm-ke-jepang-ydba.html)


- Konvensi QCC 2017 Dorong Mitra YDBA untuk Mandiri dan Lebih Kompetitif (https://www.roelly87.com/2017/08/ydba-konvensi-qcc-2017-yuk-ngimprove.html)


- Rayakan HUT ke-37, YDBA Luncurkan HebatnyaUKM.org (https://www.roelly87.com/2017/07/ydba-luncurkan-hebatnyaukmorg.html)


- 7 Alasan Harus Memiliki Daihatsu Sigra (https://www.roelly87.com/2016/08/7-alasan-harus-memiliki-daihatsu-sigra.html)




========== Tag: OTOMOTIF ==========



- Kenapa Harus Rutin Ganti Oli? (https://www.roelly87.com/2024/04/kenapa-harus-rutin-ganti-oli.html)


- Menikmati Sensasi Perjalanan Bersama "Si Biru" Grand New Avanza (https://www.roelly87.com/2015/11/menikmati-sensasi-perjalanan-bersama-si.html)


- Magnet Grand New Veloz dan Grand New Avanza di GIIAS 2015 (http://www.roelly87.com/2015/08/magnet-grand-new-veloz-dan-avanza-di.html)


- Belajar Disiplin (Lagi) Berkat Mengunjungi Pabrik Toyota TMMIN (http://www.kompasiana.com/roelly87/belajar-disiplin-lagi-berkat-mengunjungi-pabrik-toyota-tmmin_5587d7351393730519daf31b)


- Sisi Lain Toyota (TMMIN): Tidak hanya Memproduksi Mobil (http://www.kompasiana.com/roelly87/sisi-lain-toyota-tmmin-tidak-hanya-memproduksi-mobil_5578f28edf22bd0c1c302200)


- Keceriaan di Booth Daihatsu GIIAS 2016 (https://www.roelly87.com/2016/08/keceriaan-di-booth-daihatsu-giias-2016.html)


- Kopdar Kokgituya.com yang Menambah Pengetahuan Blogger (https://www.roelly87.com/2015/08/kopdar-kokgituyacom-yang-menambah.html)


- Mengintip Produksi Innova dan Fortuner di TMMIN Karawang Plant 1 (https://www.roelly87.com/2017/10/mengintip-produksi-innova-dan-fortuner.html)




*        *        *


-








Senin, 24 Februari 2025

Lulusan SMA Dibekali Senjata Itu Bernama Polisi

Lulusan SMA Dibekali Senjata Itu Bernama Polisi

Beberapa polisi jadi makmum saat salat berjamaah disela-sela tugas pertandingan
final Piala AFF 2016 antara Indonesia vs Thailand di Stadion Pakansari
(Foto: Dokumentasi pribadi/@roelly87)


TOT... 

Tet... tot... 

Ngiung...

Tet... Tot... Tet!

Ngiung... Ngiung...

Tot!

Demikian raungan sirine kendaraan polisi yang melintasi Jalan Prof. DR. Satrio, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Ditambah dengan strobo dan rotator nan gemerlip yang membuat silau pengendara lainnya.

Ini merupakan pemandangan yang lumrah bagi masyarakat di Indonesia, khususnya Jakarta. Termasuk, saya yang setiap hari bertemu polisi nan arogan di balik kemudi mobilnya atau sepeda motor pengawalan.

Hal yang sumpah, ga bisa ditoleransi. Serius.

Seperti yang saya tulis pada artikel sebelumnya, Lawan Arogansi di Jalanan: Jangan Pernah Benarkan Hal yang Salah! (https://www.roelly87.com/2023/04/lawan-arogansi-di-jalanan-jangan-pernah.html).

Mereka ini, baik polisi, TNI, menteri, wakil menteri, anggota DPR, MPR, DPD, pejabat BUMN, dan sebagainya, seperti merasa jadi orang penting.

Yaitu, enggan mengalah dengan masyarakat di jalanan. Inginnya didahukan. 

Seolah kalo mereka telat pulang ke rumah, negara ini bubar. Sampah!

Padahal, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 1993  Pasal 65 ayat 1 (Sumber: https://polri.go.id/pengawalan-jalan), kendaraan pribadi pejabat, polisi, TNI, DPR, menteri, dan lainnya itu ga termasuk.

Cukup presiden dan wakil presiden saja. 

Hanya, fakta di lapangan ya TST. Alias, tahu sama tahu. Atau, TTPPTT (tahu tapi pura-pura tidak tahu).

Ironisnya, polisi yang jadi penegak hukum malah bangga sebagai yang utama dalam melanggar hukum. Hipokrit.


*        *        *


"MAMPUS kalian. Semoga pada ketabrak. Aamiin!"

"Sok-sokan dikawal maksa minta lewat. Kita aja rakyat harus antre. Ini mereka malah nyontohin ngelanggar lalu lintas."

"Emang apa yang diharapkan dari polisi. Cuma lulusan SMA yang dibekali senjata. Petentengan kayak jagoan."

"Dih... Gerombolan halodek. Najis!"

Begitu bunyi sumpah serapah nan merdu yang terdengar dari samping hingga belakang motor saya. Tepatnya, saat kami menunggu lampu merah untuk memberikan kesempatan kepada pejalan kaki yang melintas di Satrio.

Saat itu, ada beberapa mobil polisi yang menyalakan klakson minta kami untuk maju. Sungguh manusia ga tahu diri sih.

Pantas disumpahin masyarakat. Secara, udah tahu lampu merah dan ada pejalan kaki yang sedang menyebrang, eh ini malah maksa ingin lewat.

Ya Tuhan... 

Sungguh, saya ga rela bayar pajak mahal untuk menggaji mereka. Sumpah!

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 ini, salah satunya dengan reformasi kepolisian. Saran saya, untuk Presiden Prabowo Subianto -kalo mampu- dan pemimpin yang akan datang, agar memecat mayoritas pejabat tinggi polisi.

Minimal memutus dua generasi. Agar, ke depannya, citra kepolisian membaik.

Jika seperti ini terus, ya susah. Instansi yang identik dengan seragam cokelat ini jadi momok bagi masyarakat.

Serius.

Saya sering mengalaminya di jalan akibat dipaksa minggir demi mereka atau pejabat yang dikawal lewat. Padahal, saya bayar pajak, lho.

Mereka? Belum tentu!

Di media sosial (medsos), khususnya X -hingga kini saya lebih enak nyebutnya Twitter-, bahkan polisi tanpa malu iring-iringan lewat "jalur langit". Yaitu, jalur khusus Bus Transjakarta rute Tendean-Ciledug.

Padahal, sesuai namanya, jalur itu khusus Bus Transjakarta. Okelah, kendaraan lain boleh lewat. 

Namun, lingkupnya terbatas. Yaitu, hanya untuk pemadam kebakaran, ambulans, atau kendaraan pemberi pertolongan darurat.

Namun, ini bisa-bisanya mobil polisi enak melintasi jalur tersebut. Ga malu ya, kerap jadi trending topic di Twitter?

Kalo saya punya keluarga seperti itu, udah saya ceramahi. Digaji pakai pajak dari rakyat tapi kelakuannya justru merugikan.

Eh, baru ingat. Ternyata, akses masuk Bus Transjakarta rute Tendean-Ciledug ada Markas Besar Kepolisian (Mabes Polri) di Jalan Trunojoyo.

Pantes, kendaraan mereka sering ikutan bareng Bus Transjakarta. Ya, lumayan ketimbang bermacet ria di Jalan Ciledug Raya yang selalu ada proyek abadi, baik galian kabel, saluran, perbaikan jalan, atau pekerjaan lainnya.

Hidup Polisi.

Bayar Bayar Bayar!


*        *        *


SAYA nulis artikel ini bukan berarti benci terhadap polisi. No!

Saya merupakan pribadi yang objektif. Baik saya bilang baik. Buruk, jelas saya bilang buruk.

Itu yang saya lakukan dalam setiap tulisan, entah terkait klub favorit, Juventus, atau tentang Prabowo. (Artikel selanjutnya: Saya Ga Menyesal Pilih Prabowo, Memang Kemampuannya Segitu).

Artikel ini saya buat aebagai bentuk kritik yang membangun. Serius.

Saya udah mengkritisi polisi sejak lama lewat tulisan di blog. Bahkan, menyampaikan unek-unek disertai solusi yang membangun depan petingginya langsung!

Bisa dilihat pada Fanpage Divisi Humas Polri, berjudul Polisi Siap Dikoreksi (https://www.facebook.com/share/p/19zcBV4a9V). 

Itu terjadi saat mereka mengajak masyarakat, termasuk bloger untuk diskusi terkait citra negatif kepolisian pada 21 Mei 2013. Alias, sudah 12 tahun silam.

Kebetulan, sebagai bloger, saya kerap ikut diskusi atau acara berbagai instansi. Baik kepolisian, BNN, TNI, kementerian, BUMN, dan sebagainya.

Jadi, ketika saya berani kritik yang solutif secara langsung di hadapan Perwira Tinggi Kepolisian, termasuk yang bintang satu dan dua saat itu, mustahil saya ga mampu melakukan hal yang sama lewat tulisan.

Bagi saya, kalo ada pihak atau individu yang jelek ya dikritik dengan memberikan solusi. Kalo bagus, tentu diapresiasi. 

Sesimpel itu.

Secara, saya sering nulis kritik terkait kepolisian. Daftarnya bisa dilihat di bawah ini.

Untuk apresiasi? Banyak juga. 

Saya bukan tipe orang yang subjektif. Sebagai penggemar olahraga, saya berusaha untuk menjunjung sportivitas.

Termasuk, terkait kepolisian yang saya apresiasi untuk sikap responsif. Itu terjadi pada malam Natal saat ikut anggota Polsek Setiabudi, Jakarta Selatan, melakukan olah tkp penjambretan hp yang dialami penumpang saya (Sumber: https://www.instagram.com/p/DD919SmS50p/?igsh=bW14cjNjM29va3Js).

Atau, 29 Oktober lalu, ketika saya mengantar masyarakat yang dijambret ke Polsek Pademangan, Jakarta Utara (Sumber:  https://www.instagram.com/p/DBrkA1YTlnC/?igsh=MXQxOXZ5eTlhYXN4Nw==).

Juga, 22 November 2022, ketika menemukan wanita yang seperti linglung atau kehilangan sesuatu. Anggota Polsek Tamansari, Jakarta Barat, memberinya ongkos untuk pegangan sehari-hari sebelum saya antar ke dinas sosial (Sumber: https://www.instagram.com/p/ClPBugeysyd/?igsh=MTA4cXVxZTlhYnVsMA==).


*        *        *


SAYA tergelitik ketika mendengar umpatan pengendara lain terkait, "Emang apa yang diharapakan dari polisi. Cuma lulusan SMA yang dibekali senjata."

Cuma lulusan SMA?

Cuma?

Lulusan?

SMA?

Cuma lulusan SMA?

Sama dong.

Saya yang berprofesi sebagai ojek online (ojol) pun hanya lulusan SMA. Bahkan, banyak pekerjaan lain yang juga berasal dari jebolan sekolah tingkat menengah ke atas dan sederajat.

Emang, apa salahnya lulusan SMA?

Toh, Prabowo saja pendidikan formalnya hanya sampai SMA (Sumber: https://www.kompas.com/edu/read/2024/10/20/173731171/resmi-dilantik-jadi-presiden-ini-latar-belakang-pendidikan-prabowo-subianto). Lalu, orang nomor satu di Indonesia ini lanjut masuk Akademi Militer (Akmil) untuk jadi tentara. 

Prabowo merangkak dari bawah. Sisanya, sejarah yang melukiskan.

Pun demikian dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Listyo Sigit Prabowo yang hanya tamatan SMA (Sumber: https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-705357772/biodata-dan-profil-lengkap-kapolri-jenderal-listyo-sigit-prabowo-pendidikan-keluarga-hingga-karier?page=all). Setelah lulus masuk Akademi Kepolisian (Akpol), itu cerita lain.

Ya, jebolan SMA ga berarti rendahan. Itu tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Pun dengan umpatan kepada rombongan polisi yang saya dengar itu. Mayoritas, masuk polisi ya dari SMA. 

Mereka merintis dari bawah untuk menapak karier. Ada yang lanjut menempuh pendidikan lagi seperti di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dan lainnya.

Atau, cukup dengan ijazah SMA.

Ya, sah saja. Bebas.

Toh, hidup adalah pilihan.

Hanya, mendengar umpatan "Lulusan SMA dibekali senjata", saya jadi familiar dengan berbagai olok-olok di internet.

Serius.

Anda bisa searching di Google atau X. Masukkan kata kunci "Lulusan SMA dibekali senjata", nanti akan menemukan banyak hasil yang... Aduhai!

Gitulah!

Ini fakta ya. Saya ga mengada-ada atau malah menjurus fitnah.

Setiap artikel yang saya tulis di blog ini sejak kali perdana jadi bloger pada 2009 silam, tentu sudah melalui verifikasi. Saya selalu mencantumkan sumber yang kredibel.

Apalagi, kalo kita berselancar di medsos, khususnya X/Twitter, terkait polisi mayoritas negatif. Banyak warganet yang menumpahkan kekesalan kepada instansi yang memiliki motto, "Rastra Sewakottama atau Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa dan Bangsa" ini.

Entah malas lapor kehilangan motor, mobil, atau barang berharga lain akibat dimintain uang bensin. Lalu, warga asing diperas saat menonton konser.

Anggota polisi membunuh remaja di Sumatera Barat dan Jawa Tengah. Membiarkan oknum TNI membawa kabur mobil rental hingga menewaskan pemiliknya 

Dan, sebagainya.

Banyak banget. 

Saya sampai lelah menemukan berbagak sumber di berita dan medsos. Ini fakta.

Secara, mereka yang mengalami langsung. Bahkan, ada ujar-ujar, "Lapor polisi hilang kambing, bisa jual sapi."

Duh, miris banget saya.

-Kalo ada yang tersinggung, ya silakan. Namun, harus data dilawan data ya. Bukan malah melakukan ancaman-

Jangan sampe saya punya masalah dengan kepolisian. Sumpah, ribet banget dah.

Sejauh ini sih, ga. Tepatnya belum.

Eh, udah deh. Itu terjadi enam tahun silam (Selengkapnya: Pengalaman Berurusan dengan Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat/https://www.roelly87.com/2016/12/pengalaman-berurusan-dengan-kejaksaan.html). Ketika itu, polisi yang menilang saya salah mengenakan pasal.

Namun, ya udah. Secara, saat itu saya memang melanggar, kendati harusnya dikenakan pasal 293 malah pasal 291. 

Jadi, tanpa banyak cincong, saya pun oke gas. 

Oke gas... Padahal gas langka gara-gara pejabat ga kompeten!

Hidup #IndonesiaCemas2045!

Ha.. Ha.. Ha...


*        *        *


LULUSAN SMA dibekali senjata melawan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan tinggi untuk mengubah masa depan negeri ini agar lebih baik.

Demikian narasi yang ramai di medsos dalam sepekan terakhir. Ditambah dengan tagar yang sukses memantik semangat mahasiswa dan masyarakat di penjuru Tanah Air.

#IndonesiaGelap.

#KaburSajaDulu.

#KamiBersamaSukatani.

Tagar terakhir terkait intimidasi polisi kepada band Sukatani yang lagunya berjudul "Bayar Bayar Bayar" sangat viral. Hasilnya, dua anggotanya meminta maaf yang disampaikan lewat video.

Medsos pun pecah. Segenap lapisan masyarakat turut mem-bully polisi.

Saya pun ikut mengutuk intimidasi itu!

Banyak yang menilai, tindakan represif aparat benar-benar mengekang kebebasan berpendapat. Apalagi, sebelumnya sudah ada pelukis yang gagal menggelar pameran akibat dinilai sangat sensitif.

Aneh sih.

Menurut saya, aparat kepolisian ini seperti ga belajar dari kesalahan masa lalu. Harusnya musisi, seniman, dan lainnya itu jangan dibatasin.

Itu kan hasil karya. Lagu dan lukisan merupakan perpanjangan ide sang pembuat berdasarkan keseharian masyarakat.

Misalnya, banyak berita mengenai masyararakat yang harus jual sawah untuk masuk polisi. Bahkan, level menengah polisi pun ditipu sesama polisi saat mau naik jabatan. (Sumber: https://medan.kompas.com/read/2025/02/23/042300478/polisi-diduga-tipu-polisi-rp-850-juta-di-sumut-modus-janjikan-lulus-sekolah?page=all)

Faktanya, justru mereka dibungkam. Sebaliknya, pengusaha yang merugikan masyarakat malah dibela.

#IndonesiaTerbalik.

#Hipokrit.

Nah, biasanya setelah badai, bakal ada pelangi. Eh, salah.

Yang benar, setelah badai, nongol pahlawan kesiangan. Misal, terjadi saat Prabowo tampil meluruskan kenaikan PPN 12% dan langkanya gas.

Pada kasus Sukatani, muncul Kapolri yang menjelma bak superhero. Ya, Listyo menawarkan anggota band punk itu untuk jadi duta Polri. (Sumber: https://www.tempo.co/hukum/kapolri-listyo-sigit-tawarkan-band-sukatani-jadi-duta-polri-1211020)

Tujuannya sih, menurut saya sangat mulia. Yaitu, Listyo ingin Sukatani jadi duta atau juri untuk Polri demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi.

Hmm...

Saya kok mencium bau amis, ya?

Bagi saya, pernyataan itu merupakan puncak komedi. Hello!

Harusnya, kalo ditawarkan jadi duta itu, sebelum adanya intimidasi. Jika sudah kejadian, ya buat apa?

-Penyesalan itu selalu belakangan. Kalo duluan namanya pendaftaran. Btw, masuk polisi emang daftarnya bayar?-

Serius. Berdasarkan pengalaman banyak warganet, usai diintimidasi itu pasti masih membekas.

Tidak hanya luka fisik saja. Melainkan, mental pun bisa terganggu.

Saya ga membayangkan ketika dua personel Sukatani ditanya-tanya anggota Polda Jawa Tengah. Pasti, mereka tersiksa sekali.

Dan, dengan entengnya sekelas Kapolri langsung menawarkan Sukatani jadi duta. Ini seperti ingin menghapus kemarau setahun dengan hujan semalam.

Tolong ya, pak Kapolri yang terhormat. Anda harus terjun langsung untuk melihat dan mendengar keluhan masyarakat terkait buruknya kinerja kepolisian.

Anda dan para petinggi Polri tidak bisa hanya duduk nyaman di puncak menara gading bertakhtakan permata di Trunojoyo. Sebab, para anggota di bawah kalian, termasuk yang level bawah seperti Polsek itu sangat buas dan brutal.

Kalau berkenan, saya siap mengantar Anda untuk melihat langsung di jalanan. Betapa banyak pungli dan pemerasan yang dilakukan polisi kepada masyarakat dari pemilik usaha hingga pengguna jalan.

Hanya, tawaran saya ini ga gratis. Serius.

Ogah banget saya harus memberi tumpangan cuma-cuma. Secara, Anda digaji tinggi dari pajak masyarakat, termasuk saya.

Apalagi, saya juga kalo mau ke Mabes Polri, kena parkir. Ada kang parkir berompi biru entah liar tapi dipelihara kalian, sudah menunggu setiap mobil atau motor yang masuk.

Bahkan, di Polda Metro Jaya aja, parkir motor ga sampe lima menit dikenakan Rp 4.000! (Sumber: https://www.instagram.com/p/CySufvYSaeD/?igsh=OGdkdndhcnFudGJs). 

Itu motor ya. Kalo mobil tentu jauh lebih mahal.

Slogan 3M (melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat) cuma sebatas template. Gimana warganya mau lapor, baru mau masuk gedungnya aja udah mikir akibat tarif parkirnya mahal.

#BayarBayarBayar


*        *        *


- Jakarta, 24 Februari 2025


*        *        *


Artikel Terkait Polisi: 


- Polri Ultah ke-78, Maaf Mahkota Kalian Masih Transit di DC Cirebon (https://www.roelly87.com/2024/06/polri-ultah-ke-78-maaf-mahkota-kalian.html)


- PSK dan Gigolo Lebih Mulia daripada Kang Parkir Liar (https://www.roelly87.com/2024/08/psk-dan-gigolo-lebih-mulia-daripada.html)


- Wabah Pak Ogah Merajalela, Polisi Bisa Apa? (https://www.roelly87.com/2024/04/wabah-pak-ogah-merajalela-polisi-bisa.html)


- Anak Perwira Dijambret di Samping Polda Metro Jaya (https://www.roelly87.com/2024/03/anak-perwira-dijambret-di-samping-polda.html)


- ?


- Bersama Polri Sebarkan Berita Baik demi Suksesnya Asian Games 2018 (https://www.roelly87.com/2018/06/bersama-polri-sebarkan-berita-baik-demi.html)


- Pengalaman Berurusan dengan Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (https://www.roelly87.com/2016/12/pengalaman-berurusan-dengan-kejaksaan.html)


- Sinergi BNPT dan Blogger untuk Cegah Terorisme Melalui Tulisan (https://www.roelly87.com/2016/07/duta-damai-dunia-maya-bnpt-2016.html)


- Buwas yang Kian Buas: BNN Gagalkan Transaksi Sabu 39,6 Kg (https://www.roelly87.com/2016/04/buwas-yang-kian-buas-bnn-gagalkan.html)


- (Esai Foto) Jakarta Metropolitan Police Expo 2016: Demi 3M untuk Masyarakat (https://www.roelly87.com/2016/04/jakarta-metropolitan-police-expo-2016.html)


- Sisi Lain Krishna Murti: Catatan Polisi di Mata Blogger (https://www.roelly87.com/2016/03/sisi-lain-krishna-murti-catatan-polisi.html)


- Sisi Lain Budi Waseso (Buwas): Pasukan Khusus, Ceplas-ceplos, dan Kritik Feodalisme di Kalangan Pejabat (https://www.roelly87.com/2015/10/sisi-lain-budi-waseso-buwas-pasukan.html)


- (Esai Foto) Membongkar "Rahasia" Bea Cukai (https://www.roelly87.com/2015/11/membongkar-rahasia-bea-cukai.html)


- HUT Polantas ke-60: Dengarlah Aspirasi Masyarakat untuk Bersama Mengurai Kemacetan (https://www.roelly87.com/2015/09/hut-polantas-ke-60-dengarlah-aspirasi.html)


- Komitmen Slank Rela Tidak Dibayar untuk Konser Anti Narkoba (https://www.roelly87.com/2015/06/komitmen-slank-rela-tidak-dibayar-untuk.html)


- Sinergi BNN dan Blogger untuk Mengatasi Darurat Narkoba (https://www.roelly87.com/2015/05/sinergi-bnn-dan-blogger-untuk-mengatasi.html)


- Profil Anang Iskandar: Calon Kapolri yang Merupakan Blogger Aktif (https://www.roelly87.com/2015/02/profil-anang-iskandar-calon-kapolri.html)


- Presiden dan Kepala BNN Kompak: Bandar Narkoba harus Dihukum Mati! (https://www.roelly87.com/2015/02/presiden-dan-kepala-bnn-kompak-bandar.html)


- Ketika Polwan Meliuk-liuk di Atas Moge (https://www.roelly87.com/2013/12/ketika-polwan-meliuk-liuk-di-atas-moge.html)


- Nangkring Bareng KemenPU dan Sorotan "Proyek Abadi" Pantura (https://www.kompasiana.com/roelly87/54f76c86a33311a8368b47fc/nangkring-bareng-kemenpu-dan-sorotan-proyek-abadi-pantura)


- Kenapa Harus Blogger yang Kampanye? (https://www.kompasiana.com/roelly87/54f8185ca333113b618b4942/kenapa-harus-blogger-yang-kampanye)


- Pengalaman Sehari di Mabes Polri (https://www.kompasiana.com/roelly87/552bbed46ea834027a8b45e1/pengalaman-sehari-di-mabes-polri)


- Benarkah Polisi Segan dengan Dosen, Tentara dan Wartawan? (https://www.kompasiana.com/roelly87/550e82d7a33311a92dba815d/benarkah-polisi-segan-dengan-dosen-tentara-dan-wartawan)


- Ketika Polisi Juga Manusia Biasa Seperti Kita (https://www.kompasiana.com/roelly87/550e06a4813311be2cbc6153/ketika-polisi-juga-manusia-biasa-seperti-kita)


- Kucing-kucingan Antara Pengendara dan Penjaga Jalur Busway (https://www.kompasiana.com/roelly87/550d79d08133116d2cb1e337/kucing-kucingan-antara-pengendara-dan-penjaga-jalur-busway)


- Polisi Menggugat (https://www.kompasiana.com/roelly87/550bb640a33311d81a2e39ce/polisi-menggugat)


- Tidak Semua Polisi Berperilaku Kurang Baik (https://www.kompasiana.com/roelly87/550b8fb4a333119c1e2e3db8/tidak-semua-polisi-berperilaku-kurang-baik)


- Masyarakat Tidak Boleh Melewati Jalur Busway, Kalau Aparat? (https://www.kompasiana.com/roelly87/masyarakat-tidak-boleh-melewati-jalur-busway-kalau-aparat_550ac82ea333119b1e2e3a7d)




- P


-